Selasa, 02 Desember 2008

NILAI EKSPORT SULAWESI TENGAH MENGALAMI KENAIKAN

SB Poso - Perkembangan eksport Provinsi Sulawesi Tengah pada bulan Oktober 2008, mencapai $ 24,84 juta atau mngalami kenaikan sebesar 46,57% dibanding pada bulan September 2008 sebesar $ 16,84 juta.

Demikian disampaikan Badan Pusat Stastistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tengah Drs. Razali Ritonga MM saat pertemuan dengan sejumlah wartawan di aula BPS Senin Sore (1/12) di Palu.

Sementara volume Eksport pada periode yang sama, mencapai volume 10, 10.000 ton serta mengalami kenaikan sebesar 54,65 % dibanding volume eksport September 2008 sebesar 6, 56000 ton.

Razali menjebutkan, jalur eksport Sulawesi Tengah terbesar melalui pelabuhan Pntoloan dengan volume sebesar 8,25000 ton atau 21,66% senilai $ 20,39 Juta atau 82,58% dan selebihnya melalui pelabuhan Loli dengan volume sebesar 1,85000ton atau 18,34 % senilai $ 4,30 juta atau 17,42%.******

Program tanam dan pelihara tanaman produktif di Kab. Parigi Moutong terus digalakan dan dilakukan secara berkesinambungan seluruh komponen masyarakat.

Program tersebut, kembali dilaksanakan berkaitan dengan pelaksanaan peingatan hari Ibu dan peringatan hari ulang tahun Dharma Wanita Persatuan (DWP), ke 9 bulan Desember 2008 baik untuk tingkat Provinsi maupun Kabupaten/kota.

Untuk Kabupaten Parigi Moutong, pelaksanaa kegiatan ini dikoordinir langsung oleh empat instansi teknis diantaranya, Dinas Kehutanan, Pertanian, Perikanan serta kelautan dan secara serentak dilaksankan hari Senin (1/12) di desa Lemusa Parigi.

Ketua tim penggerak PKK Parigi Moutong, Ny. H. Zajulmidah Longky Djanggola sebagai penanggungjawab pelaksana menjelaskan, untuk masing-masing daerah, gerakan penanaman pohon produktif ini akan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan terutama terhadap dengan komuditas unggulan.

Selanjutnya, Zajulmida mengatakan, ” kita secara sungguh-sungguh melakukan program yang sudah menjadi keharusan kita semua ini”.

Zazulmidah menjelaskan, program pemeliharaan dan penanaman pohon untuk Kab. Parigi Moutong serentak dilaksankan mulai tanggal, 1 hingga 31 Desembe 2008 bagi seluruh instansi Badan dan organisas-organisasi, pelajar dan masyarakat umum.*********


KOTA PALU URUTAN TERATAS PENYBARAN VIRUS AID di SULSEL

Tingginya penderita HIV/AID di kota Palu sangat beralsan, disebabkan daerah tersebut sebagai jalur transit mobilitas masyarakat di Sulawesi Tengah. Dari 71 kasus HIV/AID tebanyak di kota Palu sekitar 37 kasus selebihnya tersebar di beberapa Kabupaten.

Menyikapi hal tersebut, Kepala bidang pengendalian dan pencegahan penyakit penyehatan lingkungan dan promosi kesehatan Dinas Kesehatan kota Palu Dr. Eliane M Kes menjelaskan, Dinas kesehatan kota Palu terus meningkatkan upaya pencegahan penyebaran virus yang mematikan tersebut. Uapay yang dilakkan, pemeriksaan darah dan penyuluhan kepada kelompok-kelompok beresiko tinggi yeng bekerjasama dengan LSM yang peduli terhadap penyakit HIV/AID.

Eliane juga mengharapkan, agar LSM menjadi pendamping bagi kelompok beresiko tinggi dalam memberikan penjelasan dan mengarahkan agar mau melakukan pemeriksaan ke dinas kesehatan atau klinik setempat.

Hingga saat ini, di Kota Palu terdapat lima klinik yang beroperasi untuk melakukan konsling dan testing bagi kelompok-kelompok beresiko tinggi.******


BULOG SLAWESI TENGAH BERPRESTASI

Bulog Devisi Regional Sulawesi Tengah mencatat prestasi yang membanggakan dalam penyaluran beras miskin (Raskin) dan menggalang pasokan beras lokal.

Dalam evaluasi kinerjanya tahun 2008, Bolog Devisi Regional Sulawesi Tengah secara Nasional menduduki peringkat atas bersama Bulog DIY dalam melaksankan tugas pokok.

Tolak ukur keberhasilan antara lain, tecermin dari realisasi penyaluran raskin yang dapat tersalurkan secara tepat waktu dan tepat sasaran.

Kepala bidang pelayanan publik Bulog Devisi Regional Sulawesi Tengah, Ir. Tatang Sutarna menyebutkan, hingga bulan September lalu penyaluran raskin di daerah Sulteng sudah mencapai 94% dari total penyaluran sebanyak 36.000 ton.

Yang lebih membanggakan lagi kata Tatang, pihaknya kini tidak lagi menggantungkan diri terhadap pasokan beras dari luar daerah, tetapi sepenuhnya dapat memenuhi pasokan yang tersebar di sejumlah sentra produksi di wilayah Sulteng.

Tatang menambahkan, Bahkan begitu banyaknya pasokan beras lokal tersebut sampai sampai pihaknya merevisi targaet pengadaan dari 25.000 ton menjadi 27.000 ton.

Banyaknya pasikan beras lokal tersebut, tidak lepas dari peningkatan dari produksi padi para petani dari daerah tersebut, disamping adanyan insentif yang diberikan Bulog, demikian lanjutnya. *******


UMKM SLAWESI TENGAH MENJADI PERHATIAN

Pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM), di daeah Selawesi Tengah merupakan perhatian utama ke depan, Hal ini dikatakan, Kadis Prindagkop Sulteng, H. Musir Amadja SH.MM dihadapan peserta Diklat AMP dan CV yang saat ini sementara berlangsung di Palu.

Menurut Musir, UMKM memerlukan dorongan dari bebagai pihak terkait khususnya Prindagkop Sulteng. Hal ini sangat beralasan, dalam rangka pengentasan kemiskinan dan pengangguran yang juga merupakan program pemerintah secara nasional.

Selanjutnya, telah dirasakan dan teruji pada krisis monoter tahun 1997-1998 hanya UMKM yang bisa dapat bertahan.

Dikatakan Kadis Perindagkop yang merupakan leading sektor, UMKM memegang peranan penting dalam program pengembangannya, sehingga menjadikan perhatian utama ke depan.

Musir mengharapkan, kepada para peserta khususnya kepala dinas di daerah agar dapat melaksankan kegiatan diklat untuk lebih meyakinkan ilmu yang diperoleh selama pelatihan, dapat mendorong para pengusaha di daerah(rstmopm).

Tidak ada komentar: