Sabtu, 13 Desember 2008

KOREM 132/ TADULAKO KODAM VII WIRABUANA STARTKAN PELETON BERTANTIG DI POSO

KOREM 132/ TADULAKO KODAM VII WIRABUANA
STARTKAN PELETON BERTANTIG DI POSO

Dalam rangka memperingati Hari Jadinya Koorp Infateri TNI AD yang ke 60, jajaran Korem 132 Tadulako, Kodam VII/Wirabuana hari ini Sabtu (13/12) di Kab.Poso setart kan Peleton Beranting menuju Palu.

Peleton beranting Yudha Wastu Pramuka jaya merupakan rangkaian hari lahirnya Infanteri TNI AD ke 60 yang menurut rencana akan dipusat di Palu pada (19/12).

Peleton beranting yang dilaksankan, jalan kaki sekitar enam hari perjalanan dari 13 hingga 19 Desember dengan jarak tempuh jarak sekitar 200 Km dengan sebelas estape. Adapun pada estape pertama dari Poso menuju ke Ds. Tangkora Kec. Poso Pesisir dengan jarak 25 Km. Sedangkan pesertanya, dari jajaran Batalyon Infateri yang berada di wilayah Korem 132/Tadulako, Batalyon Infanteri 711 dan Batalyon Infanteri 714.

Selain melakukan peleton berantig jalan kaki, juga di laksankan bhakti sosial dengan pengobatan masal dan kerja bhakti serta penanaman pohon penghijauan di setiap estape.

Hari jadi Infanteri ke 60 mengambil Tema, ” Dengan Semangat Peleton Beranting Yudha Wastu Parmuka Jaya Kita Tingkatkan Solidaritas dan Profesionalime Prajurit Infateri dalam Rangka Meningkatkan Kemanunggalan TNI dengan Rakyat”.

Dalam upacara penyetartan, Komandan Korem 132/Tadulako, Kol Inf Nasir Majid bertindak sebagai Inspektur upacara dan sementara peserta upacara, diikuti oleh jajararan TNI, POLRI dan Polmas Kab. Poso. Ikut hadir pada upacara, para undangan, para muspida, unsur pejabat Pemda, dan unsur masyarakat.

Dalam amanatnya Kol Inf Nasir Majid menyampaikan, sejarah lahirnya persenjataan Infanteri bertumbuh dengan peristiwa bersejarah kepahlawanan peristiwa Palagan Ambarawa 60 tahun silam. Dibawah kepimpinan Panglima Besar Sudirman, dengan menggunakan prinsip prinsip peperangan, pendadakan, pemusatan tenaga, dan kesatuan komando serta menggunakan taktik yang dikenal dengan Supit Udang. Kemudian dilanjutkan pada serangan umum 19 Desember 1948 yang sangat spirit dan memaksa Belanda untuk membawa kemeja perundingan.

Tekad dan semangat juang tak kunjung padam tercermin pada jati diri Pnglima besar Jenderal Sudirman dengan pasukan tentara keamana rakyar (TKR) sehingga peristiwa tersebut mengandung nilai nilai kejiwaan yang luhur dari kehidupan prajurit Infanteri.

Sebagi insan prajurit pejuang, memiliki moralitas yang tinggi serta rela berkorban dengan senantiasa berjuang bersama rakyat.

Dalam memaknai hari Infanteri, Kol Nasir mengatakan, sebagai momentum pembinaan koorp Infanteri dalam rangka memperkokoh kecintaan, kemitraan dan kebanggaan terhadap jati diri Prajurit Infanteri. Selain itu, hendaknya dijadikan pedoman untuk selalu mawas diri serta selalu mengevaluasi diri dari berbagai keberhasilan.

Keberhasilan koorp Infanteri dalam mempersembahkan dharma bhaktinya dalam berbagai penugasan, baik dalam maupun tugas luar negeri selama kurun waktu pengabdiannya tidak terlepas dari pengorbanan para sesepuh serta pendahulu yang berjuang memebrikan karya terbaiknya.

Kol.Inf. M Nasir Najib mengungkapkan, akan tetap mewaspadai terhadap kelompok kelompok yang ingin memecah belah terhadap negara kesatuan republik Indonesia. Dengan demikian dirinya menngingatkan, prajurit Infanteri merupakan bagian dari prajurit TNI bersumpah setia kepada negara dan bangsa untuk tetap menjaga kesatuan negara kesatuan republik Indonesia sampai titik darah penghabisan.

Sebelum mengakhiri amanatnya, dihadapan para peserta upacara Kol.Inf Nasir Najib mengajak, untuk menundukan kepela sejenak untuk mengenang jasa jasa para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raganya demi kejayaan bangsa dan negara.
Dalam memeringati hari Infanteri kita petik pelajaran yang sangat berharga dari pengalaman masa lalu sehingga sebagai prajurit menyadari, tugas ayang akan diemban dimasa mendatang tidaklah semakin ringan, demikian lanjutnya (rstmopm).

Tidak ada komentar: