Rabu, 21 Januari 2009

SEKDA KAB. PO SO BUKA DIKLAT DASAR POLISI PAMONG PRAJA ANGKATA PERTAMA KABUPATEN POSO TAHUN2009

Poso - Bupati Poso Drs. Piet Inkiriwang, MM yang diwakili Sekertaris Daerah Kabupaten Poso Drs.Amdjad Lawasa,MM membuka Pendidikan dan Pelatihan Dasar Polisi Pamong Praja Angkatan Pertama, bertempat di Gedung SKB kelurahan Kasiguncu Kecamatan Poso Pesisir, Rabu 21 januari 2009.

Turut Hadir Pada kesempatan tersebut, Dandim 1307 Letkol.Inf.5uwanto,SIP DanYon 714 Sintuwu Maroso Letkol.Inf.Agus Pangarso, Wakapolres Poso Kompol Ismet Heryadi, Rektor Universitas Sintuwu Maroso Lefrand Mango,SE.MSi, Kasat Pol.PP Rudi Rompas,SH. Camat Poso Pesisir bersama Unsur Tripica, para kepala Dinas,Badan, Kantor, Bagian dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Poso, Para Peserta, bersama Undangan Lainnya.

5ekertaris Daerah Kabupaten Poso Drs.Amdjad Lawasa,MM Dalam sambutannya menyampaikan bahwa pendidikan dan pelatihan sangat penting untuk dilaksanakan oleh karena bangsa dan daerah kita menghadapi perkembangan sosial disegala Iini kehidupan masyarakat saat ini, termasuk perkembangan politik dan keamanan, terutama pada moment pelaksanaan puncak pemilihan umum tahun ini yang tinggal beberapa bulan lagi, yang merupakan salah satu agenda nasional dalam rangka mewujudkan mekanisme kedaulatan rakyat dalam bingkai negara kesatuan republik indonesia yang merupakan bagian penting dari proses pembelajaran masyarakat dalam berpolitik, menuju kehidupan politik yang lebih demokratis dan bertanggung jawab.oleh sebab itu, tugas dan tanggung jawab polisi pamong praja sangat diharapkan dalam memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban umum ditengah-tengah masyarakat. sehingga sangatlah dibutuhkan polisi pamong praja yang handal, memilki wawasan yang luas, kemampuan dan ketrampilan serta profesionalisme yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsi utamanya yaitu: menegakkan peraturan daerah dan keputusan bupati, mengawal jalannya pemerintahan di daerah, melaksanakan ketentraman dan ketertiban masyarakat, menegakkan peraturan daerah dan keputusan bupati.

Di era reformasi dan globalisasi saat sekarang ini,polisi pamong praja sangat diperlukan didalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan serta pembinaan kemasyarakatan dimana kehidupan dalam masyarakat sangat cepat berubah, norma- norma sosial dan prilaku masyarakat cepat berganti, ditambah dengan pesatnya perkembangan sarana dan prasarana informasi dan telekomunikasi yang semakin canggih merupakan tantangan tersendiri bagi polisi pamong praja jika tidak ingin tergilas dengan perubahan waktu tersebut maka harus mempersiapkan diri dari sekarang.

Seiring dengan berbagai permasalahan yang berkembang dalam masyarakat maka yang menjadi tantangan utama dan tugas berat bagi penyelenggaraan pemerintahan didaerah adalah melahirkan kader-kader polisi pamong praja yang handal dan profesionalisme yang tinggi serta kinerja yang baik sehingga mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dengan penuh rasa tanggung jawab. oleh sebab itu,dalam hal merekruitmen anggota polisi pamong praja tentunya telah memperhatikan hal-hal tertentu sekaligus yang dapat memenuhi standar persyaratan yang telah ditetapkan, sehingga dalam menyeleksi anggota polisi pamong praja harus sesuai dengan mekanisme dan aturan yang sudah ditetapkan, sehingga dapat dinilai secara langsung apakah seseorang itu layak menjadi polisi pamong praja atau tidak sesuai dengan aturan yang berlaku termasuk melalui pendidikan dan pelatihan pada hari ini.

Sementara itu, Ketua Panitia Penyelenggara Yudi Iswanto,SE dalam laporannya memaparkan bahwa maksud dari penyelenggaraan pendidikan dan Pelatihan Dasar Polisi Pamong Praja terse but untuk memantapkan Polisi Pamong Praja yang berwawasan nasional. Sedangkan tujuannya adalah untuk memberikan bimbingan, pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan kesampatan bagi calon anggota Polisi Pamong Praja, agar mampu mengemban tugasnya dalam membantu Kepala Daerah. Melaksanakan Kewajiban memelihara ketentraman dan

ketertiban umum, menegakan Peraturan daerah, keputusan Kepala Daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku, serta untuk memenuhi kebutuhan akan formasi Anggota Polisi Pamong Praja di Kabupaten Poso.

Peserta Pendidikan dan Pelatihan Polisi Pamong Praja Kabupaten Paso angkatan I Tahun 2009 berjumlah 53 Orang. Dengan tenaga Pengajarjlnstruktur dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Polisi Pamong Praja Kabupaten Po so antara lain Pejabat Struktural Pemerintah Daerah Kabupaten Po so, Pejabat PolresjBromob, Pejabat TNljKodim, Kejaksaan Negeri Poso, Pengadilan Negeri, Universitas Sintuwu Maroso Poso, KPU Kabupaten Poso dan Kantor Polisi Pamong Praja Kabupaten Poso sedangkan untuk tenaga pelatih, disiapkan pelatih dari SUB DENPOM VII/2-2 POSO yang disiapkan satu kali dua puluh empat jam selama kegiatan berlangsung. ****
PELETAKAN BATU PERTAMA PEMBANGUNAN RUMAH IBADAH GBI

Peletakan batu pertama pembangunan rumah ibadah Gereja Bethel Indonesia (GBI) merupakan salah satu peningkatan sumber daya manusia dalam meningkatkan dan menciptakan manusia yang berakhlak mulia, serta terlahirnya suatu upaya kegiatan keagamaan/kerohanian melalui kebersamaan yang terjalin antar sesama umat manusia. Dimana pembangunan rumah ibadah ini juga sebagai faktor pendorong agar bagaimana setiap umat manusia bisa lebih beriman dan bertaqwa dalam menjalani setiap kegiatannkegiatan keagamaan demi mewujudkan kehidupan masya ra kat yang aman, damai, demokratis dan sejahtera. Demikian disampaikan Bupati Poso Drs. Piet Inkiriwang,MM yang diwakili Kepala Inspektorat Kabupaten Poso Anthony H.Tadjongga,BSc,S.sos saat peletakan batu pertama untuk pembangunan rumah ibadah Gereja Bethel Indonesia, di Kelurahan Kawua, Kecamatan Poso Kota Selatan, Kabupaten Poso, Rabu 21 Januari 2009.

Ketua pengurus GBI Poso/ Karunia Rusu saat pelaksanaan peletakan batu pertama GBI di Kawua, menyampaikan, Bangunan gereja Bethel yang sebelumnya terletak di Jalan Pulau Kalimantan, Kecamatan Poso Kota yang digunakan sejak tahun 1993 hingga sekarang ini (2009), selain bertujuan untuk pelaksanaan ibadah bagi jemaat gereja Bethel, dapat juga meningkatkan keimanan kita terhadap Tuhan melalui puji-pujian/doa. Olehnya, selaku Ketua pengurus jemaat GBI Poso menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Daerah yang telah memberikan bantuannya untuk pembangunan gereja ini (GBI), karena tanpa dukungan/andil dari pemerintah pembangunan ini tidak akan terlaksana.

Sementara Kepala Inspektorat Kabupaten Poso Anthony Tadjongga dalam sambutan Bupati Poso, menyampaikan, tujuan pembangunan gereja ini nantinya untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam kehidupan beragama, sehingga dapat menjalin kebersamaan dengan menjalin tali silaturahmi antar sesama umat beragama. Oleh sebabnya, peletakan batu pertama pembangunan rumah ibadah ini (GBI) hendaknya dijadikan sejarah penting untuk dihayati sungguh-sungguh oleh jemaat Tuhan, bahwa semua ini boleh terjadi atas kemurahan Tuhan. "Karena kita percaya jika bukan tuhan yang membangun rumah ini, maka sia-sialah orang yang membangunnya," jelasnya.

Ditambahkannya pula, pemerintah daerah juga telah memprogramkan bagi setiap pembangunan rumah-rumah ibadah, baik itu gereja, mesjid maupun tempat ibadah lainnya, pemda memberikan bantuan sebesar sepuluh juta rupiah. Olehnya, Anthony berharap, agar selalu memelihara rasa kebersamaan dan kekompakan, baik antara panitia pembangunan maupun dengan seluruh jemaat tuhan terutama dalam melaksanakan amanat tri panggilan gereja yakni bersekutu, bersaksi dan melayani. ********
SEKKAB POSO MELEPAS PAWAI SOSIALISASI MASSAL PNPM MANDIRI MASYARAKAT PERKOTAAN

Bertempat di halaman depan Kantor Bupati Poso, 5ekretaris Daerah Kabupaten Poso Drs. Amdjad Lawasa,MM melepas secara resmi rombongan pawai Sosialisasi Masal Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan Tingkat Kabupaten Poso Tahun 2009. Rabu, 21 Januari 2009.

Dalam,laporan singkatnya panitia penyelenggara Drs. Sudirman K. Udja,M.Si. menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk penjabaran dari program PNPM Mandiri masyarakat perkotaan yang ditujukan untuk memberikan sosialisasi dan pengetahuan baru bagi masyarakat sehingga masyarakat dapat terlibat langsung dalam proses pembangunan. Pawai ini diikuti oleh warga masyarakat yang tergabung dalam badan keswadayaan masyarakat di 14 kelurahan yang ada di Kab. Poso serta sejumlah relawan yang tergabung dalam program PNPM dengan jumlah peserta sekitar 250 orang yang nantinya akan melakukan konvoi melewati sejumlah kecamatan di Kab. Poso.

Sementara Sekkab Poso dalam kata-kata pelepasannya menyatakan bahwa pemerintah daerah menyambut gembira kegiatan seperti ini dan diharapkan kiranya nanti kegiatan serupa dapat terus berjalan bahkan dikembangkan. Sehingga dapat memotivasi masyarakat untuk ikut andil dalam proses pembangunan daerah yang kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Karena keberhasilan suatu daerah dapat diukur dari berhasil tidaknya pemerintah daerah meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Pelepasan rombongan pawai sosialisasi massal PNPM mandiri masyarakat perkotaan tingkat Kabupaten Poso ditandai dengan pelepasan balon oleh Sekkab Poso Drs. Amdjad Lawasa,MM didampingi Dandim 1307 Poso Letkol. Inf. Suwanto,SIP serta para Kepala Dinas, Badan, Kantor dan Bagian di Lingkup Pemda Poso.*******

Selasa, 20 Januari 2009

SUARA LEDAKAN KEJUTKAN WARGA POSO

Poso - Warga Kasintuwu, Kabupaten Poso kemarin malam, Senin (19/1) telah dihebohkan suara ledakan.

Suara ledakan tersebut, hingga terdengar radius dua kilo meter terjadi tepat pukul 22.45 waktu setempat dan mengakibatkan warga sekitarnya berdatangan ketempat lokasi bunyi ledakan.

Bunyi ledakan ini terjadi, disamping Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Jln. Soedirman dan saat sebagian warga masih beraktivitas.

Dengan adanya bunyi ledakan, baik masyarakat maupun aparat keamanan dari kepolisian berdatangan di lokasi untuk mengetahui asal bunyi ledakan bak mencari jarum ditengah lapang.

Beberapa menit kemudian, aparat kepolisian sekitar 12 personil beserta mobil jihandak tiba dilokasi kejadian untuk mencari serpihan ledakan, namun hingga tengah malam aparat tersebut tidak menemukan serpihan yang dicarinya.

Menurut beberapa saksi warga setempat saat bunyi ledakan terjadi berada dilokasi menuturkan, bunyi tersebut berupa petasan kembang api yang datangnya dari arah Sayo dan berbunyi diatas.

Anehnya, saat warga tersebut mau dimintai keterangan oleh media, dengan nada marah menegaskan, kejadian ini jangan dimasukan di TV nanti beritanya akan lebih besar terlebih kejadian ini di Poso, jarum jatuhpun akan menjadi berita lebih besar padahal ledakan ini hanya sebuah bunyi petasan.
Hingga pukul 01.30 waktu setempat, aparat kepolisian dan masyarakatpun tidak menemukan bekas ledakan atau sisa sisa dari ledakan tersebut.

Senin, 19 Januari 2009

KERUKUNAN MEMBUAT KETEGUHAN

”Rukun” adalah kata yang sudah sangat akrab ditelinga kita. Kata ini diakui sebagai bagian integral dari budaya moral bangsa kita. Kita agungkan dan promosikan diantara bangsa-bangsa di dunia sebagai ciri dari bangsa Indonesia, “Bhineka Tunggal Ika”.
Sejarah mencatat, kerukunan juga bagian dari tiang penyangga kejayaan Majapahit pada abad 14 sehingga mampu mempersatukan Nusantara termasuk kalimantar Utara. Bahkan sampai jazirah Malaka kekuasaan kerajaan di pulau Jawa ini diakui.
Kendati para pejabat kerajaan memiliki keyakinan agama yang berbeda, namun mereka mampu berkonsolidasi membangun negara yang tangguh. Menurut manuskrip Cina Wang Taywan (Tahun.1369), Majapahit dikenal sebagai kerajaan yang berwilayah luas, rakyatnya hidup makmur, para pemeluk agama yang berbeda hidup berdampingan dengan harmonis.
Kejayaan dan kemegahan negeri ini ternyata gemanya sampai pulau-pulau dan negeri yang jauh. Dengan kerukunan ini pula para pejuang bangsa mampu mengusir penjajah hanya dengan senjata sederhana seperti bambu runcing parang dan golok sekalipun harus berhadapan dengan senjata modern Barat.
Kerukunan inilah yang menciptakan atmosfir sorga ditengah-tengah keluarga, masyarakat bangsa dan negara. Benarlah kalimat dalam bahasa jawa yang berbunyi : Rukun agawe sentosa (kerukunan membuat keteguhan).
Sungguh sangat memilukan kalau hari ini kita menemukan kenyataan keadaan negeri tercinta ini sangat jauh dari harapan dan impian para pendiri bangsa. Keadaan yang sangat kontradiksi dari cita-cita proklamasi dan kerinduan kusuma bangsa yang telah gugur.
Beberapa bagian dari negara ini telah terkoyak-koyak oleh sikap saling curiga, saling membenci sehingga berbuah pertikaian, pembunuhan teror dan dendam berkepanjangan. Hal ini bukan saja merusak tatanan hidup masyarakat hari ini, tetapi juga meletakkan dasar kehancuran bagi generasi penerus di waktu mendatang. Keadaan ini tidak boleh berlangsung terus.


Bila keadaan ini berlarut-larut maka akan menggiring lebih banyak orang keluar dari koridor hukum dan etika kemanusiaan serta menciptakan nuansa hidup “homo homini lupus”. Kita harus hentikan. Sebagai bagian komponen bangsa yang besar ini, kita harus mengambil langkah nyata guna mengembalikan bangsa ini kejalur yang benar.
Alangkah indahnya hidup rukun, Kalimat yang terdiri empat kata ini sangat manis terdengar, tetapi rasanya jauh dari jangkauan. Namun demikian kita bertekad untuk mewujudkan dan menterjemahkannya dalam perilaku secara benar. Mengaplikasikan dalam hidup ini secara kongkrit.
Sebab setiap kali kita merayakan hari besar yang dirayakan secara serimoniaal selalu disertai tema yang ditulis dengan huruf besar di belakang panggung dan mimbar atau dalam buku acara. Didalamnya memuat harapan dan ajakan. Tetapi setelah sekian banyak kita merayakan hari besar tersebut apakah yang kita peroleh melalui perayaan dengan tema-tema indah tersebut ?
Ironis sekali, walau peringatan hari besar yang kita rayakan diwarnai dengan tema, setumpuk pesan, tetapi, berlalu tanpa kesan. Tidak sedikit hari-hari perayaan datang tidak menambah dan pergi tidak mengurangi keimanan seseorang.
Semangat kerukunan sesungguhnya sebuah sebuah gelora pemulihan hubungan, tentunya didalamnya terdapat jiwa atau nafas kerukunan yang sejati. Kerukunan yang sejati, bahasa lain dari “kasih Sayang sesama” yang telah diterima dan diajarkan kepada umat beragama.
Sebagai anak Bangsa atau umat pilihan yang telah menerima berkat, seharusnya kita membagikan nafas dan jiwa kerukunan ini kepada semua manusia. Jadi kerukunan yang menciptakan perdamaian ini bukan sekedar karunia tetapi juga tanggung jawab. Kerukunan dengan orang lain bukan anugerah tetapi sesuatu yang harus diperjuangkan, digumuli dan diwujudkan.
Sebagai anak Bangsa yang besar, harus menoreh kerukunan yang melukis perdamaian ditengah-tengah masyarakat yang majemuk ini. Tentu kerukunan dimulai dalam rumah tangga kita, melebar di lingkungan pekerjaan, antar sesama politisi serta antar sesama bangsa Indonesia yang majemuk dan yang sekarang kompleksitas masalahnya makin tinggi, yaitu dengan adanya krisis multidemensional atas bangsa ini. Kita tidak boleh hanya menantikan anugerah kerukunan tercipta tanpa usaha kita.
Meskipun dari dalam diri manusia pada umumnya dorongan egoisme, mau menang sendiri, melihat kepentingan sendiri tanpa melihat kepentingan bersama yang lebih besar. Dipihak lain kita dapati realitas adanya kekuatan-kekuatan yang berusaha mencabik-cabik keutuhan bangsa ini. Kerukunan ini menjadi tanggung jawab kita semua, tugas bersama, khususnya bagi anak-anak Bangsa.
Tetapi bagaimana ada kemakmuran tanpa kerukunan. Oleh sebab itu kerukunan harus merupakan jalan utama yang harus kita upayakan dengan seksama dan serius. Kerukunan harus dimulai dari tubuh kesadaran masyarakat, selanjutnya meluas sampai kepada semua komponen bangsa yang harus bahu membahu berkonsolidasi sinergi membangun untuk menjadi negara yang tangguh.*******

Kamis, 15 Januari 2009

MELIHAT KABUPATEN POSO DARI KEDUA BELAH MATA

Rustomo
Image kota Poso yang selama ini, kalau mendengar Poso seperti ada neraka di kota ini, bahwa poso konflik, Poso keras, dan sebagainya. Sehingga Poso seakan-akan dijadikan suatu kota yang Horor. Kesemuanya ini, hanyalah sebuah terciptanya suatu opini yang terbalik semata.

Beberapa hal yang selalu diopinikan oleh berbagai pihak, bahwa gelas pecah yang jatuh di Poso akan dikembangkan menjadi besar. Hal semacam itu, berita saja yang besar, tetapi yang sesungguhnya masyarakat Poso tidak seperti itu.

Kenyataan masyarakat Poso yang sebenarnya, penuh keramahan, mau menerima perbedaan, dan masyarakatnya menjunjung hak-hak asasi manusia itu sendiri, inilah yang dimiliki masyarakat Poso.

Selain itu, masyarakat Poso mempunyai latar belakang sejarah dan peradaban yang panjang di masa lampau yang bisa dilacak lewat warisan peninggalan kebudayaan megalit. Secara kultural masyarakat Poso yang menggunakan bahasa Bare’e dalam komunikasi, mengikat kekerabatan mereka dengan semboyan sintuwu maroso (persatuan yang kuat) yang bertahan hingga sekarang.

Harmonisasi kehidupan di Poso saat ini, berjalan dengan baik, di Kabupaten Poso mempunyai Forum Komukasi Umat Beragama (FKUB) dan Badan Komunikasi Umat Beragama (BKUB) yang berjalan dengan baik, demikan fakta yang ada di Poso.

Fakta fakta dilapangan selama ini, kita tidak bisa menutup mata terhadap masa lalunya, kesalah pahaman turunan Adam yang berkepanjangan. Kini, masyarakat tidak terfokus terhadap traumanya masa lalu tersebut. Dengan secara menyatu, dua komunitas tersebut menyembuhkan atau mengatasinya untuk menghilangkan traumanya dengan melakukan beberbagai kegiatan secara bersamaan tanpa saling curiga dengan tanpa memandang suku, agama atau golongan.

Kabupaten Poso sudah betul betul damai, dilihat dari beberapa kegiatan seperti, dalam merayakan Idul Fitri, Natal dan Idul Adha demikian juga terselenggaranya Fistival Danau Poso. Semua kegiatan yang dilakukan di Kota Poso sekarang ini tanpa diragukan oleh masyarakat termasuk masyarakat akar rumput dapat menikmati rasa damai.
Seiring dengan kondisifnya keadan sosial ekonomi dan keamanan, pada belakangan ini, perkembangan eknomi secara umum di Propinsi Sulawesi Tengah dan khususnya di Kab. Poso secara makro menunjukan perbaikan dan peningkatan yang sangat signifikan. Hal ini terlihat akhir konflik di Poso pada tahun 2004 angka pertumbuhan ekonomi mencapai 5,65 %. Pada pemerintahan Bupati Piet Inkiriwang mulai menjabat pada tahun 2005, mengalami kenaikan yang tajam, 1,94% atau 7,59%. Kemudian pada tahun2006 naik 0,22% atau 7, 81%, Selanjutnya pada tahun 2007, terus menanjuk sekitar 0,16% atau 9,97%.

Menanjaknya pertumbuhan daerah ini tidak terlepas dari semakin stabilnya keamanan secara menyeluruh dalam upaya mendorong iklim investasi. Dari naiknya angka pertumbuhan ekonomi berdampak pada naiknya pendapatan asli daerah (PAD). Pada tahun 2005, Kab Poso PAD Kab. Poso sebesar 6,1 milyar rupiah, kemudian pada tahun 2006 naik 1,6 milyar rupiah atau 7,7 milyar rupiah. Pada tahun 2007, PAD Kab Poso naik secara drastis mencapai 4 milyar rupiah atau 11, 7%. (Data dinas pendapatan daerah)

Naiknya pertumbuhan ekonomi makro terdukung dengan perkembangan ekonomi mikro, pasar ekonomi rakyat sudah berjalan dengan normal layaknya pasar pasar diluar daerah. Transaksi jual beli tidak khawatir adanya ganguguan keamanan serta tanpa saling curiga diantara penjual dengan pembeli. Terlihat juga adanya Bank Bank yang berada di kota Poso berjalan normal dan menjamurnya Bank.

Kondisi keamanan Kab. Poso sangat mendukung pertumbuhan ekonomi, banyaknya investor menanamkan modal kerja. Dan pada akhir akhir ini, banyaknya investor berniat menanamkan modal dengan membuka lahan perkebunan kelapa sawit, Coklat dan dari sektor lain.

Komoditi tanaman perkebunan di daerah Kabupaten Poso, merupakan tanaman perdagangan yang mempunyai peranan peting, karena tidak saja merupakan sumber penghasilan devisa tetapi juga dapat menciptakan suatu lapangan kerja yang diharapkan menyerap tenaga kerja yang lebih banyak.

Dari lingkungan usahanya, maka tanaman perkebunan dibagi menjadi dua golongan, Perkebunan besar dan perkebunan rakyat.

Untuk perkebunan besar, di Kabupaten Poso sudah tidak ada, hal ini disebabkan perusahan-perusahaan perkebunan besar sudah tidak beroperasi sejak tahun 2000.

Sedangkan Perkebunan rakyat, Komoditi yang menjadi primadona Masyarakat Poso adalah Coklat dan Kelapa dimana komoditi tersebut pada umumnya diekspor ke luar wilayah Kabupaten Poso. Dalam data 2007, perkebunan rakyat sangat mengalami perubahan baik mengenai luas tanamnya maupun mengenai produksinya

Bila dilihat Produk Domistik Regional bruto (PDRB) Kabupaten Poso, sub sektor perkebunan merupakan utamanya hasil Coklat dan Kelapa pemberi sumbangan cukup besar pada PDRB dimana masyarakat Poso bermata pencaharian utama di sektor ini.

Luas perkebuanan Coklat yang berada di Kabupaten Poso dari 18 Kecamatan bila dihitung dengan angka sekitar 42.622 Hektar. Perkebunan Coklat yang terluas berada di Kecamatan Pamona selatan dengan nilai garapan perkebunaan seluas 7.227 Hektar, kemudian Kecamatan Poso Pesisir Utara 6.392 Hektar dan Kecamatan Poso Pesisir seluas 5,218 Hektar. Sementara dari 18 kecamatan yang tidak memiliki perkebunan rakyat tanaman Coklat terdapat di tiga wilayah, Kec. Pamona Tenggara, Lore Timur dan Kec. Lore Peore.

Bila dihitung dari nilai produktifitasnya dari luas tanam 42.622 hektar, pada tahun 2007 coklat di Kab. Poso setiap hektarnya menghasilkan 845 Kg. Sehingga bila dihitung keseluruhan perkebunan rakyat tanaman coklat yang berada di Kab. Poso menghasilkan coklat sebanyak 38.015.590 Kg. Sedangkan pada nilai produksi, luas lahan 42.622 Hektar pada tahun 2007 menghasikan 23.336 ton Coklat.

Sedangkan penggarap tani Coklat yang berada di Kab. Poso pada tahun 2007 sejumlah 37.773 Kepala keluarga (KK). Bila dihitung rata-rata setiap petani menggarap 1.128 hektar. Sehingga bila dihitung dengan nilai uang, harga Coklat pada Desember 2008 Rp 20.000/Kg. Hasil coklat di Poso di jual keluar wilayah.

Sementara hasil primadona dari perkebunan rakyat lainnya, seperti kelapa, menempati urutan kedua setelah coklat. Perkebunan rakyat pada tanaman kelapa, di Kab. Poso seluas 1.870 hektare yang tersebar di 11 wilayah dari 18 kecamatan. Dua Kecamatan, Lage dan Pososo Pesisir merupakan wilayah yang memiliki luas tanam masing masing diatas rata rata 500 hektare. Adapun penggarap tanam kelapa sejumlah 1,943 KK.

Dari hasil produksi perkebunan rakyat tanam kelapa pada tahun 2007, tani kelapa telah menghasilkan 1035 ton. Dengan hasil produktifitas 740 Kg/hektarnya.

Kebanyakan tani menjual hasilnya dalam bentuk Kopra keluar wilayah seperti, di Kab. Tojo Unauna. Hal ini terjadi, karena di Kabupaten Tojo Unauna tersebut terdapat pabrik minyak kelapa, Bimoli.

Peningkatan hasil perkebunan rakyat juga diikuti pada sub sektor pertanian tanam pangan seperti, padi. Perkembangan produksi padi di Kabupaten Poso untuk tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 28,55%. Adanya peningkatan produksi padi ini disebabkan sentra penghasil padi mengalami kenaikan produksi dibanding tahun 2006. Produksi padi pada tahun 2006 mencapai 69.372,89 ton, sedangkan pada tahun 2007 naik menjadi 89.182,05 ton. Adapun hasil produktifitasnya pada tahun ini sebesar 35,38 Kw/Ha.

Produksi padi di Kabupaten Poso terdiri dari padi sawah dan padi ladang dengan produksi masing masing, untuk padi sawah mencapai 88.392,86 ton, sedangkan padi ladang 2.592,93 ton.

Dengan meningkatnya hasil tanam pangan padi, Dolog Kab. Poso dalam penerimaan Ex pengadaan lokal mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 1.292,11% atau sebesar 1.993.471 ton, hal tersebut diakibatkan oleh produksi gabah yang mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 total penerimaan beras ex pengadaan lokal 2.147.751 ton dan penerimaan terbesar pada bulan Juli 2007 sebesar 805.027 ton. Penerimaan beras ek lokal pada tahun 2007 hanya terjadi selama tujuh bulan, Juni hingga Desember 2007.

Sementara kebutuhan konsumsi penduduk sampai dengan bulan Oktober 2008, mencapai 18.122,97 ton. Berarti Kab. Poso mempunyai cadangan beras ditingkat masyarakat sekitar 2343 ton. Selain cadangan beras yang ada dari di masyarakat, juga ada cadangan beras yang dimiliki oleh pemerintah yang dikuasai Dolog Kabupaten Poso sebesar 2139,19 ton

Dengan demikian kondisi pangan di Kabupaten Poso saat ini bisa dikatakan, cukup aman. Adapun harga padi, relatip stabil dan terkendali, terjangkau dengan rata rata harga ditingkat konsumsi, konsumen 4500 hingga 5500 sesuai kuwalitas padi yang ada di pasran.

Seiring kondisi keamanan di Kabupaten Poso yang saat ini semakin kondusif, sehingga menciptakan masyarakatnya terutama petaninya merasa aman dan leluasa beraktivitas. Sementara Pemerintahannya, selalu mendorong pemabngunan diberbagai bidang. *******

Rabu, 07 Januari 2009

PEJABAT DI LINGKUNGAN PEMDA POSO MENDAPAT PENCERAHAN AGAMA

Poso - Pemerintah daerah Kab. Poso telah merencanakan program dalam pencerahan agama yang dilaksanakan pada hari ini, Rabu (7/1). Untuk umat kristen, dilaksanakan di Gereja Beniel, Kel.Lambugia Kec Poso kota.

Acara ini dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Poso, Abdul Munthalib Rimi SH MA yang dikuti sebanyak 122 pejabat eslon II dan III.Acara tersebut, diawali dengan doa bersama sebagai wujud puji syukur kepada Tuhan YME.

Wakil Bupati Poso dalam sambutannya menguraikan, pentingnya dilakukan pembekalan agama ini sebagai suatu upaya pendekatan spiritual untuk membentengi nilai-nilai luhur agama dan keyakinan masing masing.

Dirinya menilai, dalam menjalankan tugas dan jabatan yang diemban sebagai suatu tantangan dan kepercayaan pimpinan yang harus dijalankan dengan sebaik baiknya.

Ia juga menambahakan, dalam era transparansi dan globalisasi yang didukung teknologi informasi yang semakin canggih mengantarkan kita untuk menghadapi tantangan yang semakin sulit, tetapi dengan pikiran dan hati yang jernih melalui pembekalan agama akan menjawab tantangan tersebut, demikian tambahnya.

Lanjut wakil bupati, karena hanya secara tehnis para pejabat eslon yang baru dilantik ini lebih ahli, profesional dalam bidangnya masing masing. Tetapi, secara moril kelebihan tersebut harus dibarengi denga kekuatan keimanan kepada Tuhan YME.

Sementara itu Pdt Klasis Poso Kota, Pdt Ishak Pole dalam pencerahan agamanya menyampaikan, selaku hamba Tuhan yang pelayanan masyarakat, sebagai pejabat Eslon II danIII yang beragama kristen diharapkan harus mampu menjadi pelayanan masyarakat yang kreatif dan efektif dengan sikap dan karakter yang visioner berintegritas tinggi, tangguh, berani dan inspiratif serta berdisiplin.

Diamping itu, pejabat kristiani harus selalu mensukuri atas anugrah dan keselamatan serta mempunyai takut kepada Tuhan YME, berserah diri, meneladani Kristus serta penyelamatan seluruh alam dengan melakukan fungsi fungsi teladan, kekuatan imam etika dan moral (rstmopm) .

Selasa, 06 Januari 2009

MASYARAKAT POSO LAKUKAN UNJUK RASA ANTI ISRAEL

Poso - Unjukrasa aksi damai menentang terhdap invasi Israel ke Palistina yang dilakukan ratusan orang di Kab Poso pada hari ini, Selasa, (6/1)

Unjukrasa gabungan yang dilakukan Front Pembela Islam (FPI) dan Komite Pembebasan Al Aqsa (KPA) yang terjadi di Kab. Poso pagi tadi, telah mengerahkan sedikitnya 500 orang.

Dalam aksi damainya, melakukan long march keliling kota Poso dengan membawa beberapa pamlet yang bernadakan kebencian terhadap Israel dan Amerika serikat dan memboikot produk produk Israel dan koloninya.

Selama long march, kelompok ini telah membakar bendera Israel di Jln. Natuna Poso dan di depan kantor kejaksaan melakukan pembakaran bendera Amerika.

Sementara di depan kantor DPRD Kab. Poso, membakar ban dan bendera Amerika. Dalam orasinya, diterima wakil Ketua DPRD Munim Liputo dan Burhanuddin dari Fraksi PBR.

Di depan para pengunjukrasa tersebut, anggota DPRD mengutuk tindakan biadab israel yang telah melakukan penyerangan kepada penduduk muslim jalur Gaza dan Palestina.

Selanjutnya, meminta kepada pemerintah RI untuk memutuskan segala bentuk kerjasama dengan bangsa israel yang merupakan biang teroris dunia.

Olehnya mengajak, baik pemerintah RI sekaligus semua elemen masyarakat bangsa Indonesia agar memboikot produk atau bahan ataupun yang bermerek israel atau merek-merek produk atau bahan yang ada kerjasamanya dengan bangsa israel.

Dia juga mengharapkan, pemerintah RI segera melarang bangsa israel menginjakkan kaki di bumi indonesia dalam urusan apapun, serta seluruh elemen masyarakat muslim Indonesia berkewajiban mengaawasi adanya turis bangsa israel yang masuk ke Indonesia untuk ditangkap dan diusir dari tanah air Indonesia (rstmopm).

Senin, 05 Januari 2009

KAB. POSO LANTIK 54 ORANG PANWASLU KECAMATAN

Poso - Panitya pengawas pemilu (Panwaslu) 2009 Kecamatan Kab.Poso sejumlah 54 orang dari 18 kecamatan pada hari ini, Senin (5/1) dilantik secara bersama di Gedung DPRD Kab. Poso.

Dalam sambutan Kepala Panwaslu Propinsi yang dibacakan oleh Sekpanwaslu Kab. Poso, Achmad Kasni menyampaikan, Pemilu sebagai manifestasi kedahulatan rakyat sebagaimana yang diamanatkan pada UUD 1945. Sebagai pesta demokrasi rakyat, kesuksesan pemilu tidak hanya diukur pada terpilihnya wakil wakil rakyat dilembaga legislatif melainkan, diukur sebarapa jauh peserta pemilu maupun pelaksana pemilu patuh terhadap peraturan.

Sebagai penyelenggara dalam hal pengawasan, lembaga pengawasan dibentuk dari tingkat pusat hingga tingkat kelurahan maupun desa, agar dapat melaksanakan pengawasan pelaksanaan pemilu yang secara langsung akan menciptakan derajat kesemua perwakilan yang sehat.

Oleh karenanya, Panwaslu dituntut untuk berlaku adil terhadap kesemua peserta pemilu serta berperan aktif untuk menegakkan semua peraturan peraturan yang telah amanatkan dalam Undang undang serta peraturan lainnya guna terselenggaranya pemilu yang sesuai azasnya, Luber dan Jurdil.

Selanjutnya kepada ke 54 panwas yang baru dilantik Kapanwas mengharapkan, diantaranya, setelah pelaksanaan pelantikan agar seluruh panwaslu sekabupaten Poso segera melakukan konsolidasi internal dilingkungan anggota. Segera melakukan koordinasi dengan kepala kecamata setempat dalam hal pemenuhan keseketariatan. Dan melalukan pembelajaran secara koperehensip terhadap seluruh tahapan penyelenggaraan pemilu untuk melakukan langkah kedepan.

Selanjutnya, terhadap kritik dan saran, harus disikapi secara positip dan sebaliknya terhadap kritik yang sifatnya yang tidak sehat, untuk disikapi secara fajar dan penuh kesadaran serta keharusan. Malkukan atau menjalin kerja sama dengan semua pihak dalam menjalankan tugas, demikian penekanannya.

Sebelum mengakhiri sambutannya kapanwaslu menyampaikan, dengan semakin lengkapnya personil pengawasan dapat menoptimalkan fungsi dan peran pengawasan dalam pelaksanaan pesta demokrasi pemilu 2009.

Sementera pada tempat yang sama, Bupati Poso, Drs. Piet Inkiriwang MM yang diwakilkan Sekda Kap Poso, Drs. Amdjad Lawasa MM mengatakan, acar pelantikan ini sebagai bagian yang tak terpisahkan denagn pentahapan pelaksanaan pemilu 2009 mendatang yang secara bersama-sama akan segera dilaksankan.

Dikatakannya, pelantikan ini merupakan wujud kesungguhan pemerintah Kab.Poso untuk menyukseskan pesta demokrasi melalui pemilu 2009 yang bersifat Luber dan Jurdil.
Selain itu ia juga mengatakan, pelantikan panwaslu Kecamatan Kab. Poso merupakan sebagai langkah untuk mengantisipasi kompleksitas pelaksanaan pemilihan umum, karena beban dan tugas yang semakin banyak dengan terus berupaya untuk menghindari kemungkinan kemungkinan terjadi berbagai penyimpangan sedini mungkin.

Bupati Poso dihadapan para Panwaslu Kecamatan yang baru dilantik meminta, diantaranya, panwaslu akan diberhadapkan dengan sejumlah partai yang berbagai karakter dan sifat yang berbeda-beda terlebih sebagai Panwas dituntut lebih netral, adil dan tidak berpihak pada satu kekuatan politik tertentu serta menghindari berbagai pelanggaran dalam pelaksanaan pemilu mendatang.

Selanjutnya, tugas panwaslu bukannya sebagai tugas perorangan tetapi, merupakan satu kesatuan yang harus dilaksanakan secara koordinasi. Untuk itu, perlu diciptakan kebersamaan dan kekeluargaan serta saling memahami. Terlebih, setiap ada permasalahan perlu diselesaikan secara arif melalui musyafarah untuk mencapai mufakat.

Bupati Poso kepada panwas juga mengharakan, Panwaslu Kecamatan agar menjalankan tugas sebagai panwaslu yang jujur dan tanggung jawab yang lebih besar sesuai dengan janji yang telah diucapkan pada saat pelantikan.
Sedangkan selama dalam pelantikan tersebut, Drs. Amdjad Lawasa MM didampingi oleh Wakil ketua DRPD, Seketaris Panwaslu, dan ketua KPUD Kab. Poso. Selain itu, ikut hadir dalam acara pelantikan diantaranya Dandim 1307/ Poso dan Kapolres Poso yang diwakilkan Wakapolres serta beberapa camat Kab. Poso (rstmopm).


KAB. POSO LAKUKAN APEL PERDANA 2009

Apel bersama perdana tahun 2009 dipimpin langsung oleh Bupati Poso, Drs. Piet Inkiriwang MM di halaman kantor Bupati Senin, (5/1).

Apel perdana di tahun baru 2009 tersebut, diikuti seluruh kepala SKPD serta seluruh PNS dilingkungan pemda Kab. Poso.

Dalam amanatnya Piet Inkiriwang memberikan spirit dalam mengawali tahun baru 2009 agar bekerja lebih giat terlebih lagi telah disempurnakannya PP 41 dengan membentuk organisasi perangkat daerah peserta pejabat eslonnya yang baru.

Hal tersebut dimaksudkan, sebagai upaya lebih memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat demi terselenggaranya roda pemerintahan yang dinamis mewujudkan pembangunan disegala bidang.

Menurutnya Piet Inkiriwang, tantangan kedepan makin besar akibat pengaruh krisis global yang menuntut para SKPD agar bekerja yang lebih profesional, inovatif dan kreatif sehingga mampu menghadapi tantangan tersebut.
Piet Inkiriwang mengungkapkan, dana bantuan semakin besar yang masuk daerah Poso supaya dikelola dan ditangani dengan hati-hati. Olehnya Piet meminta kepada Inspektorat untuk menjalankan fungsi pengawasan yang ketat terhadap seluruh SKPD dan PNS agar dana tersebut sesuai dengan peruntukannya.

Seluruh PNS, diminta oleh Bupati agar tidak terlibat terhadap tender tender, tidak terlibat dalam kampanye kampanye menjelang pemilu 2009 dan seluruh PNS diminta untuk netral dan bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.*******


PEMDA POSO BAHAS RAPBD 2009

Bupati Kab. Poso, Drs. Piet Inkiriwang MM pada Sabtu (3/1) beberapa hari yang lalu melakukan rapat koordinasi dalam rangka membahas RAPBD di Komisi-komisi DPRD di ruang Panggombo kantor bupati Poso.

Ikut dalam rapat tersebut diantaranya, Sekab Poso Drs. Amdjad Lawasa MM, para Asisten, Inspektorat serta diikuti para SKPD yang beberapa hari sebelumnya telah dilantik.

Dalam rapatnya Inkiriwang memeberikan beberapa penekanan, diantaranya, untuk para SKPD agar pada tahun 2009 bekerja lebih keras dan inovatif dalam menghadapi tantangan yang lebih komplek.

Olehnya meminta, para SKPD agar kepercayaan yang diberikan oleh pimpinan melalui jabatan yang baru disandangnya hendaknya dijadikan motivasi dalam mengembangkan karier serta mengukir prestasi dalam membangun Poso yang lebih maju.

Inkiriwang juga mengaharapkan, SKPD bekerja secara profesional, mau bekerjasama antara pimpinan dengan bawahan, loyalitas dan terintegrasi dalam setiap menjalankan visi dan misi Pemda Poso sehingga, cita cita untuk mewujudkan masyarakat yang adil makmur, hidup rukun serta hidup sejahtera segera terwujud di Bumi Sintuwu Maroso.

Dihadapan peserta rapat Piet Inkiriwang mengajak, agar meningkatkan kerjasama dan harmonisasi yang sudah terjalin selama ini tanpa adanya kelompok – kelompok. Terlebih sebagai PNS, hindari dari budaya korupsi, kolusi dan nepotisme. (rstmopm)*********


Minggu, 04 Januari 2009

DESA BUYUNG KATEDO

Buyung Katedo, sebuah perkampungan kecil di sudut Kota Poso, tepatnya, di desa Sepe Kec Lage, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, daerah sangat dikenal bahkan warga barupun kalau ditanya pasti bisa menjawab letaknya hingga seisi-isinya. Hal ini terkenal konon adanya sebuah peristiwa yang mungkin tak bisa dilupakan samapai anak cucunya membuat nama Dusun Buyung Katedo kesohor.

Tapi, tak hanya kesohor, Buyung Katedo juga menghadirkan pertanyaan: bagaimana Buyung Katedo, lalu kemudian menjadi terkenal seperti sekarang ini. Berikut kisahnya.

Sebetulnya, tak terlihat sesuatu yang istimewa dari kawasan Buyung Katedo ini. Pada Minggu (4/1) kami medatangi dusun ini nampak suasana yang lengang dan sepi ketika siang hari terlebih malam hari. Dulu hingga kini, kawasan ini adalah sebuah perkampungan tani yang mengandalkan hasil kebun coklat. Sedang perumahan penduduk sangat sederhana. Hal ini dapat dilihat dari sejumlah rumah penduduk yang layaknya rumah petani yang sederhana.

Letaknya, kawasan ini terletak di pegunungan yang jauh pemungkiman penduduk lainnya. Penduduknya yang kurang dari 150 KK mayoritas memeluk agama Islam. Dusun ini memiliki insfrastruktur satu tempat ibadah agama Islam serta satu Langgar dan satu bangunan sekolahan SD dua ruangan yang baru didirikan setahun yang lalu.

Kondisi kawasan ini berbukit. Banyak pohon coklat yang di tanam mengelilingi perkampungan tersebut. Hampir semua rumah memiliki tanaman pohon buah-buahan seperti durian, jambu dersono.

Menuju Buyung Katedo dari Poso dengan jarak sekitar 15 Km arah timur dengan waktu tempuh 15 menit perjalanan kendaraan roda dua. Masuk dari desa Sepe kemudian menelusuri badan jalan beraspal selebar empat meter dan kanan kiri jalan merupakan perkebunan Coklat.

Tidak ada kegiatan lain yang mencolok dari para penduduk seperti masyarakat dusun yang ada di kota lainnya. Pengajian agamanya disesuaikan dengan kegiatan rutin.

Salah seorang warga Buyung Katedo, Rudy (45) menyatakan, penduduk di Buyung Katedo sangat curiga dengan orang pendatang baru hal ini masih teringat pada masalalunya yang pernah terkoyak. Hal ini terjadi lantaran penduduknya banyak yang korban saat terjadi Konflik.
Dalam pengakuannya Rudy, “Kini masyarakat sedang melupakan masa lalunya dengan beraktivitas sesuai dengan pekerjaannya”.*********


DAMAI KEPADA SEMUA ORANG

Masyarakat Kristiani Kab. Poso saat merayakan puncak acara Natal 2008 Selasa (30/12) yang lalu melakukan kegiatan bersama dengan Agama Islam dan agama Hindu yang dipusatkan di rumah jabatan Bupati Poso, gadung Torulemba. Dalam kegiatan tersebut, dua komunitas saling berkomunikasi yang diwakili tokoh agama, dari kristianai diwakili Ketua umum I GKST, Ishak Pole dan dari Islam diwakili oleh Nasarudin Elmido. Mag.

Acara ini diikuti sekitar ratusan warga dari berbagai komunitas yang ada di Poso. acara yang dimulai pada pukul 20.00 – 24.00 Wita secara bersamaan. Dan sebelumnya, pada pukul 18.00 – 20.00 diperuntukan sembayang Natal bagi umat Kristiani.

Yang menarik perhatian bagi masyarakat, acara ini diselingi sebuah fragment fragment yang bertajuk sebuah perdamaian. Seperti, dari kisah Adam Hawa hingga tentang kehidupan yang dihadapi masyarakat sehari hari.

Bagaimanan kedua tokoh tersebut memandang masalah pentingnya hidup rukun yang penuh kedamaian. Berikut ini kami sajikan komentarnya.

Pada kesempatan pertama, Nasarudin Elmido dari tokoh Islam yang juga Kepala dinas agama Pemda Kab. Poso menyampaikan salam yang ditujukan kepada birokrat, Hamba Tuhan, Pendeta, gembala, para Ustad, para Imam.

Dirinya mengungkapkan, Kehadiran dalam acara Natal ingin membuktikan bahwa kita ingin hidup damai, karena damai adalah ajaran agama, dan dendam bukan suatu ajaran agama. Membangun Poso untuk menjadi yang lebih baik, menjadi Kabupaten terdepan di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah.

Nasurudin dihadapan para hadirin dari umat Kristen, Islam dan Hindu menyampaikan beberapa keinginannya, diantaranya, pertama momentum Natal 2008 bagi umat Kristiani dan momentum tahun baru Hijriah 1430 atau yang sering disebut tahun baru Islam 1 Muharam 1430 H kita jadikan wahana untuk berbagi kasih, berbagi rahman dan berbagi rahim, untuk bagi seluruh masyarakat di Kab. Poso agar tidak ada lagi orang orang lapar. Memang dunia dan jabatan menggiurkan, tidak satupun manusia yang tidak membutuhkan jabatan.

Dia mencontohkan fragment Adam Hawa, dunia diciptakan oleh Tuhan dan manusia tergiur dengan kemewahan dunia salah satunya jabatan, uang. Kalau dirinya tidak mampu mengontrol hawa nafsu keinginan, maka kita akan hanyut dalam kemewahan dunia sehingga melupakan terhadap orang lain yang tidak mempunyai kemampuan.

Dengan demikian, Putra Natal Yesus Kristus dalam teologi Kristen, Isa Almasih Roh Kudus dalam teologi Islam kedua aktor atau hamba Tuhan, kedua anak manusia yang dikirim oleh Tuhan ke bumi Allah ini bukan untuk siapa siapa tetapi untuk seluruh ummat manusia.

Tuhan, tidak pernah membiarkan dunia ini hanyut dalam kezaliman, dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab maka dihadirkanlah Yesus Kristus, dihadirkanlah, dalam aktor Islam, Muhhamad SAW. Kitika bangsa Romawi yang menganut faham hidupnya yang hanya untuk bersenang senang diatas dunia ini.

Selanjutnya, kehadiran Yesus Kristus atau Isa Almasih dan Muhhamad SAW kepentas dunia, keduanya bergandengan tangan, keduanya bersama-sama membawa ajaran Illahi, membawa ajaran Tuhan yang harus wajib diikuti oleh seluruh umat manusia yang merasa beragama. Dalam referensi yang ditemukan, kedua Agama besar di dunia ini Kristen dan Islam atau sering disebut agama langit dan kemudian agama ini diturunkan petunjuk – petunjuk bagi umat Kristiani, Alkitab Injil dan bagi umat Islam, diberi petunjuk dengan kitab Al Quran , demikian Elmido mengkisahkan.**********************


RIBUAN MIRAS DIMUSNAHKAN DI POSO

Ribuan botol minuman keras (Miras) di Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi tengah hari ini Kamis (31/12) dimusnahkan Polres Poso.

Sekitar 1500 botol berbagai jenis merk miras, 16 jerigen miras cap tikus dan beberapa petasan telah dimusnahkan dengan dibakar di mapolres Poso.

Adapun miras yang dimusnahkan, hasil dari selama pelaksanaan operasi cipta kondisi yang dilakukan Polres Poso selama tiga bulan,dari bulan Oktober hingga Desember 2008. Selain miras, ikut dimusnahkan juga beberapa petasan dari berbagai jenis.

Dalam pemusnahannya, telah dihadiri muspida Kab. Poso, tokoh agama, pelajar, unsur medis dan beberapa tokoh masyarakat lainnya.

Sebelum dilaksanakan pemusnahan, dilapangan Mapolres juga dilaksankan apel dalam rangka pengamanan menyambut tahun baru 2009. Dalam apelnya tersebut, personil dibagi tugas penempatan keamanan pada titik titik yang dianggap rawan di wilayah Poso.

Sementara ditempat dan waktu yang berbeda, di Rumah Jabatan (Rumjab) Bupati Poso, pagi tadi telah dilaksanakan pelantikan jabatan struktural Eslon II&III di likungan Pemda Kab. Poso.

Adapun yang dilantik, sejumlah 204 orang yang terdiri 30 orang dilantik sebagai jabatan pada eslon II dan sisanya pada jabatan eslon III. Dengan adanya pelantikan tersebut, terjadi sebagian mutasi jabatan dilingkungan dinas Kab. Poso.

Selain itu, Bagian Infokom Kab. Poso hari ini juga telah beralih nama menjadi Humas Kab. Poso, namun fungsi sama (rstmopm).

PERJALANAN PERDAMAIAN
Perdamaian menjadi salah satu kata kunci penting dalam dinamika masyarakat Internasional maupun nasional. Kata dan konsep perdamaian tidak saja menjadi pembicaraan penting, tetapi menjadi aktivitas penting terutama masyarakat Indonesia, terlebih sejak berbagai peristiwa konflik kekerasan yang melanda di beberapa wilayah di Idonesia.

Sebuah kata dan konsep yang penting dan harus terimplementasikan oleh setiap manusia di belahan dunia.ia.

Membangun perdamaian sejati, pada akhirnya meliputi seluruh aspek dan kehidupan masyarakat, tidak hanya membangun fisik dan terlebih menuntut keterlibatan masyarakat.

Sintuwu Maroso, sebagai konsep penting yang sejak dulu membanngun wilayah daerah Poso ini harus diaktifkan dalam kontect pasca konflik kekerasan di Poso.

Pengujian dan pengaktifan Sintuwu Maroso tidak dapat diwakilkan pada individu-individu yang ditokohkan sebagai representatif golongan atau komunitas dan masyarakat. Sebaliknya, menuntut keterlibatan aktif seluruh individu dalam masyarakat.

Perdamaian yang berasal dari rakyat untuk masyarakat dan teruntuk masyarakat dan harus dimulai dari sekarang, sehingga menjadi suatu roch dalam upaya membangun kembali wilayah pasca konflik Poso.

Tekad dan juang perdamain yang diinginkan dari berbagai kalangan dari Bokrat, NGO, masyarakat sendiri sampai sekarang masih dikumandangkan. Pada kegiatan kegiatan kampanye perdamaian, di pelosok daerah dari tingkat desa hingga Kabupaten tetap dilaksanakan.

Birokrat, dalam hal ini pejabat pemerintah daerah Kab. Poso setiap melakukan kunjungan kerja ke daerah selalu mengampanyekan pentingnya sebuah perdamaian. Masyaraka selalu melakukan diskusi kelompok tentang perdamaian dan mekanisme perdamaian.**********