Minggu, 29 Maret 2009

SULAWESI TENGAH TERUS PERDAYAKAN PERKEBUNAN UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Palu - Pemerintah terus memperdayakan potensi lokal yang mampu dijadikan sebagai produk unggulan daerah baik dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat untuk tujuan mengentaskan kemiskinan maupun peningkatan pendapatan daerah.

Menurut pengamatan dilapangan dan hasil keterangan yang di dapat, sejumlah jenis perkebunan di Sulawesi Tengah masih dijadikan komoditi ungulan, diantaranya, Kakao, dan Kelapa sawit.

Pada tahun 2008 tanaman kakao di Propinsi Sulawesi Tengah seluas 183.014 Ha dengan produksi mencapai 232.105 ton dan kelapa sawit mencapai 39.916 Ha dengan produksi 207.498 ton.

Sedangkan jenis tanaman perkebunan lainnya yang cukup potensial untuk dikembangkan dan mempunyai andil dalam meningkatkan PDRB Sulawesi Tengah selama ini, tanaman kelapa seluas 161. 543 Ha dengan produksi ditahun 2008 mencapai 215.456 ton, Cengkeh 39.415 Ha dengan produksi 5.698 ton, tanaman karet 4.248 Ha dengan produksi 9.322 ton serta tanaman Kopi seluas 8.306 Ha dengan produksi 3.916 ton.

Khusus bagi tanaman kelapa sawit, kini terus dikembangkan secara besar-besaran oleh sejumlah perusahaan nasional dan lokal Sulawesi Tengah antara lain di wilayah Kab. Morowali, Poso dan Kab. Banggai.*****

TAHAP KAMPANYE SEBAGAI LADANG PEMASUKAN

Palu -
Kampanye terbuka yang dilaksanakan sejumlah Partai Politik cenderung menjadikannya sebagai ajang ujuk kekuatan dengan mengerahkan massa sebanyak-banyaknya, walaupun dengan imbalan pembayaran.

Bagi Partai Politik peserta Pemilu, membeludaknya massa peserta kampanye menjadi kebanggaan tersendiri sekaligus dijadikan tolak ukur presentasi peta kekuatan dari para pendukungnya.

Karena itu, tidak mengherankan pada awal perencanaan Kampanye pengerahan massa menjadi hal yang terpenting bagi suatu Partai Politik.

Berbagai kegiatan yang ditempuh, diantaranya, dengan menjajikan hiburan-hiburan segar sampai mengajak massa dengan kompensasi pembayaran peserta jaminan kebutuhan lainnya.

Beberapa warga Poso yang sempat ditemui sebagai peserta kampanye, mengakui, kehadirannya mereka dilokasi kampanye tersebut, bukan karena sebagai pendukung namun hanya karena mengharapkan pembayaran.

Bahkan dari salahsatu sekelompok anak remaja mengaku, mereka telah menjadikan tahapan kampanye ini, sebagai lahan untuk bisa mendapatkan uang karena setiap pesanan dari Partai apapun mereka layani untuk ikut berpura – pura sebagai pendukung Partai yang bersangkutan.

Hal senada juga diungkapkan salah seorang yang sudah beberapa kali mengikuti Kampanye yang digelar partai berbeda. Partai apapun katanya, dirinya beserta rekan-rekannya bersedia mengikuti kampanye yang terpenting mendapatkan imbalan pembayaran uang.

Berbeda dengan para pengojek yang diikutkan dalam kampanye, ada yang menolak dikatakan sebagai massa bayaran. Tapi, imbalan tersebut dikatakan sebagai ganti rugi terhadap waktunya yang sudah tersita.
Dari pengakuan dari beberapa sumber yang tidak mau disebut indentitasnya tersebut, besar imbalan yang diberikan, berbeda – beda dan besar kecilnya tergantung dari Partai yang menggunakan minimal Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu. Juga diakuinya, pernah satu hari melakukan dua kali kampanye yang berbeda Partai(rstmopm).

Tidak ada komentar: