Selasa, 03 Februari 2009

BERAWAL KEISENGAN DI POSO, BERUJUNG KENAASAN

Poso - Keempat remaja yang masih duduk dikursi sekolah menengah lanjutan tingkat atas (SLTA) di Kabupaten Poso, hari itu mereka berempat tidak menyangka kalau perbuatan keisengan itu berujung pada kenaasan.

Usai melakukan latihan Band, keempat remaja membahas perihal latihan di rumah desa Bonesompe tempat tinggal salah satu anggota Band sebut saja, Agus. Apa yang dibahas ? tidak jauh dari perihal latihan band yang barusan dilakukan.

Dari bahasan keempat anak Band tersebut, salah satu anggota Band mengatakan, “tadi waktu latihan Drumnya kurang keras “. Si drumer band sepontan melontarkan ucapan seloroh,” kalau pingin keras, ledakan petasan aja”. Percakapan tersebut menjadi kesepakatan untuk mencoba ledakan petasan sebagai perbandingan suara drum dengan ledakan petasan.

Kesepakatan berlanjut pada racik meracik petasan dan kemudian dilanjutkan kepada penyalaan. Tepat pukul 22.45 waktu setempat Senin (19/1), keempat anak dengan mengendarai dua kendaraan bermotor bertandang ke sasaran yang dituju tepatnya di depan samping RSUD Kab. Poso kemudian, tandingan suara Drum dinyalakan dan meledak sekeras suara bom.

Beberapa menit kemudian, warga setempat terhentak suara ledakan tersebut bahkan aparat kepolisian berdatangan dilokasi ledakan. Tidak ketinggalan pula beberapa orang pewarta ikut berdatangan.

Sialnya, kerasnya suara ledakan yang dilakukan keempat pelajar tersebut dikalahkan suara keras dari berita yang ditulis pewarta sehingga terdengar hingga Jakarta. Dengan kerasnya berita yang disiarkan, keempat anak muda Bonesompe tersebut belum mendengar suara keras berita. Sehingga berkeinginan untuk mengulangi kembali.

Pada hari berikutnya, pada hari Selasa (20/1) tengah malam, keempat remaja mengulangi perbuatannya dengan meledakan petasan di depan gedung olahraga Poso. Ledakan terdengar warga dan aparat keamanan setempat dan menjadi sebuah berita panas di beberapa media elektronik.

Dengan ulah keisengan remaja tersebut, mereka tidak menyadari akan akibat perbuatannya membuat warga dan aparat mencari pelaku peledakan tersebut. Mereka masih mengikuti pelajaran di sekolahnya seakan tanpa beban dari perbuatannya.

Beberapa hari kemudian, saat mengikuti salah satu pelajaran, sang guru menjelaskan, “ jangan sampai berbuat ulah yang dilakukan orang yang tidak bertanggung jawab seperti melakukan peledakan di depan RSUD dan di depan gedung olahraga dan hingga saat ini pelakunya masih dalam pencarian aparat keamanan”. Spontan keempat anak tersebut berdiam untuk memutar otak bagaimana cara untuk menyerahkan diri keaparat keamanan.

Selang beberapa hari setelah menerima penjelasan dari sang guru, keempat remaja tersebut bertandang ke rumah Kapolres Kab. Poso untuk melakukan penyerahan diri. Tapi apa komentar Kapolres, keempat remaja disuruh kembali kerumah dan beberapa jam kemudian dijemput untuk ditangkap. Beberapa hari kemudian dilanjutkan olah TKP dengan dikawal aparat kamanan.

Kalau dilihat dari ulah keempat remaja tersebut, merupakan sebuah keisengan belaka. Namun penyerahan dirinya dianggap ditangkap oleh aparat. Terlebih lagi, keisengan dikalahkan dengan pemberitaan yang lebih keras suaranya dari ledakan yang mereka lakukan.

Akankah jeratan hukum teroris akan dililitkan pada keempat remaja tersebut atas keisengan yang merekalakukan ? Mereka masih status pelajar dan masih mempunyai cita cita yang yang ingin diraihnya, menjadi musisi kesohor.

Padahal, mereka tidak menyadari kalau menjatuhkan jarum di Poso akan dilanjutkan oleh pewarta yang berbeda suaranya di Jakarta. Pemberitaan jarum jatuh di Poso akan diberitakan bom jatuh. Berita berita seperti ini berdampak pada masyarakat pengguna jasa angkutan Trans Sulawesi, Mkasar – Manado menjadi sepi.
Dampak dampak lainnya, orang akan membangkitkan masa lalunya bahwa Poso horor dan sebagainya dan sebagainya. Padahal masyarakat Poso tidak demikian, penuh keharmonisan antar sesamanya. Kesemuanya ini, hanyalah sebuah berita yang dibesarkan-besarkan, Justeru selayaknyalah pewarta yang perlu dijerumuskan pada hukum darurat, Teroris (rstmopm).*******

Tidak ada komentar: