Senin, 10 November 2008

POSO PERINGATI HARI PAHLAWAN

SB Poso - Bulan Nopember, tepatnya tanggal 10 Nopember merupakan hari yang bersejarah bagi Bangsa Indonesia. Karena pada tanggal 10 Nopember, di Surabaya terjadi suatu pertempuran antara Arek Arek Surabaya dengan Kolonial penjajah yang mengakibatkan jatuhnya korban dikedua belah pihak. Sehingga pada tanggal tersebut dijadikan sebagai Hari Pahlawan bagi Bangsa Indonesia.

Hari hari bersejarah seperti Hari Pahlawan, diperingati secara seremonial di berbagai kota dari Sabang sampai Merauke. Hal ini terwujudnya bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Sesuai pepatah Bung Karno, Presiden I, “Bangsa yang besar, jangan sampai melupakan sejarah (Jasmerah)”.

Di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah misalnya, kota tua yang pernah ditoreh kegelapan akibat kesalah pahaman dua komunitas beberapa tahun yang lalu dalam memeringati Hari Pahlawan secara seremonial dilakukan dengan sederhana namun penuh khitmat.

Dalam pelaksanaanya, upacara yang diikuti oleh segenap komponen masyarakat yang berada di kota Poso dialakukan di lapangan Situwu Maroso tepat pukul 09.00 waktu setempat. Bertindak sebagai Insepektur Upacara, Bupati Poso, Drs. Piet Inkiriwang yang didampingi Kapolres, Dandim, dan Anggota Dewan.

Setelah melakukan upacara, para Muspida dan rombongan menuju Taman Makam Pahlawan yang letaknya sekitar lima kilo meter dari lapangan Situwu Maroso untuk melakukan tabur bunga kepada para pahlawan yang disemayamkan di makam tersebut. Selanjutnya, rombongan melakukan tabur bunga di laut, Pelabuhan Poso (rstmopm).


KADO MEMPERINGATI HARI PAHLAWAN DI POSO

SB Poso -
Beberapa puluhan pemuda Poso dari Front Perjuangan Masyarakat Ibukota Sultim di Poso (FPMIST) hari ini Senin (10/11) lakukan demo damai di kantor Bupati sebagai kado Hari Pahlawan.

Sekitar 40 pemuda FPMIST yang dipimpin langsung ketuanya, Sdr.Nono mendatangi kantor Bupati Poso untuk melakukan aksi damai. Dalam aksi damainya diterima oleh Wakil Bupati, Sekab dan Asisten I.

Dalam orasinya, FPMISTP mengajukan empat tuntutan, diantaranya, Bupati Poso dan DPRD segera membuat pernyataan tertulis bahwa Poso tetap berada dalam wilayah calon Propinsi Sultim, Komite perjuangan percepatan pemekaran Sultim (KP3 ST), segera membuat laporan pertanggungjawaban keuangan dan hasil kerja selama kurun waktu lima tahun selambat-lambatnya tiga hari sejak pernyataan ini dikeluarkan.

Selanjutnya, Pemerintah dalam hal ini Bupati segera membubarkan KP3STP. Dan Bupati dan ketua DPRD Kabupaten Poso segera menghentikan pertikaian tanpa syarat, apabila tidak diindahkan, kedua pihak harus segera meninggalkan wilayah kabupaten Poso.

Sebelummengahkiri orasinya, FPMSTP menghimbau kepada masyarakat agar tetap mempertahankan situasi kondusif yang telah dibangun selama ini sebagai syarat mutlak bagi kita untuk menyambut dan mempersiapkan Poso sebagai Ibukota Sulawesi Timur.

Sementara dari pemerintah daerah Poso yang diwakili Sekab, Hasad Lasa menyampaikan, Bahwa Bupati belum bisa menerima yang dikarenakan salah satu saudaranya ada yang meninggal.

Akasi damai ini berlangsung usai memperingati Hari Pahlawan hingga pukul 15.00 waktu setempat. Usai orasi, FPMSTP melajutkan melakukan himbauan kepada masayrakat Poso melalui pengeras suara yang diangkut kendraan keliling kota Poso.

Selama aksi damai dan pengamatan dilapangan, kurang mendapatkan apresiasi darai masyarakat setempat. Karena masyarakat Poso lebih beraktivitas seperti biasanya.
Menurut rencana, besok Selasa (11/11) FPMSTP akan melanjutka aksi damainya dan apa bila tidak diterima Bupati Poso di kantornya akan melakukan aksi damai di rumah dinasnya (rstmopm)

Tidak ada komentar: