Kamis, 02 Oktober 2008

PERBEDAAN SEBAGAI SUNNAHTULLAH

SB Poso - Di dalam ajaran Islam, perbedaan keragaman sosial merupakan Sunnatullah yang tidak mungkin dibendung. Oleh karena itu, kesemuanya element masyarakat harus memanfaatkan bagi kepentingan hidup bersama. Dengan perbedaan, kesemua bisa saling memahami dan melengkapi, sehingga tercipta sebuah tatanan kehidupan yang indah. Hal ini bisa dipelajari dari pelangi dan bunga bunga yang terlihat indah justeru kerena perbedaan warna-warnanya.

Hal demikian disampaikan pengkotbah Idul Fitri 1429 H, Drs.H.Faisal Mahmud di lapangan Sintuwu Maroso, Kab. Poso pada Rabu (1/10), setelah melakukan sembahyah Idul Fitri

Disamping itu, keragaman dan perbedaan dapat mendorong terciptanya sebuah interaksi dan proses silaturahmi diantara kita. Dari sinilah dinamika kehidupan dapat mendorong kita untuk semakin memperkuat ikatan sosial kita sekaligus kedekatan kita kepada sang pencipta.

Selanjut, dibalik perbedaan dan keragaman, Allah ingin menguji kita siapa diantara kita yang paling mampu mengejawantahkan firman-Nya dalam bentuk amal saleh. Berbuat baik atau amal saleh merupakan energy positip yang bisa menghadirkan kebaikan tidak hanya bagi pelaku, tapi bagi orang lain, tetapi memiliki daya yang dapat mengubah dan menggugah orang lain menjadi baik pula. Dan hal ini bisa terjadi apabila perbuatan baik tersebut dilakukan secara terus-menerus dan secara berkesinambungan sehingga tercipta atmosfir yang mendorong setiap orang untuk berbuat dalam kebaikan, berlomba-lomba untuk berbuat baik bagi orang lain, sehingga tercipta sebuah kondisi sosial yang saling mengasihi dan saling memberi.

Perbedaan bukan untuk dibesar besarkan apalagi diperhadapkan, tapi untuk dipahami dan dicarikan sinerginya sehingga menjadi sebuah kekuatan bagi kita semua. Karena ketika kita menjadik an perbedaan sebagai benih perselisihan, maka akan menjadi ancaman bagigi kita.

Faisal juga mengajak seluruh umat mayoritas di negri ini harus menempuh menjadi teladan dalam mewujudkan misi perdamaian yang dibawah oleh Islam. Kita harus mampu menghidupkan Alqur’an dan sunnah Rasul dalam tingkah laku kita, sehingga orang lain, termasuk saudara – saudara kita yang berbeda agama, suku, dan keyakinan bisa memahami makna ajaran Islam yang snagat mulia.

Banyak Alqur’an yang melarang kekerasan,pembunuhan, dan perusakan di muka bumi ini.Allah menyamakan orang yang mebunuh dan melakukan perusakan di muka buni sama dengan membunuh seluruh manusia.


Nilai-nilai kemanusiaan sangat dimuliakan didalam Islam. Oleh sebab itu, kita harus menghindari segala bentuk tindakan yang dapat memperlebar perbedaan. Hal ini dapat dimulai dengan cara menghindari perbuatan yang mungkin dalam kehidupan sehari –hari kita anggap sepele, seperi mengolok-olok, mengejek, mencela, menggunjing, dan berprasangka. Perbuatan tersebut, refleksi dari kesombongan yang akan memupuk benih perselisihan, dendam, yang berkhir dengan tindak kekerasan.

Dihadapan ribuan muslim Faisal menyampaikan, perdamaian merupakan ruh yang menggerakkan Islam , sehingga bisa diterima oleh semua ranah budaya, suku, dan golongan di alam semesta ini. Secara simbolik misi perdamaian tersebut tercermin kuat dalam shalat yang kita laksankan setiap waktu. Salam yang kita ucapkan diakhir sholat dengan menoleh ke kanan dan ke kiri merupakan bentuk komitmen tertinggi dari seorang muslim dalam mewujudkan perdamaian sosial. Kita harus menyapa orang-orang yang ada disekitar kita dengan salam dan penuh damai, demikian ajaknya.

Sebelum mengakhiri khotbahnya Faisal menyampaikan suatu kisah yang menarik, di tepi sungai Indus ketika hendak menduduki anak benua Hindia, sang penakluk dari macedonia, Alexander The Great tercampak dipembaringan akibat demam tinggi, ia telah menjarah sepertiga penduduk dunia, saat itu ia mengerang kesakitan, gara-gara digigit seekor nyamuk malaria, menjelang ajalnya ia berpesan kepada kaki tangannya, kalau akau mati masukkan jenazahku kedalam kerenda, ditutup rapat rapat, tetapi keluarkan kedua tanganku melalui dua lubang dikanan-kirinya letakkan kerenda itu pada sebuah kereta mati tebuka, arak perlahan-lahan ke negriku sendiri, agar disepanjang jalan rakyat bisa menyaksikan betapa sang penakluk yang ditakuti, yang memiliki banyak harta rampasan diakhir hayatnya tidak menggegam apa-apa kecuali sepasang tangan yang lemah. Mudah mudahan penguasa dibelakangku kelak tidak akan sombong dengan kekuasaan mereka (rstmopm).

Tidak ada komentar: