Kamis, 07 Agustus 2008

PERDAMAIAN PERMANEN POSO DINIKMATI MASYARAKAT

Terwujudnya perjanjian damai secara permanen yang dikenal dengan “Deklarasi Malino untuk Poso” di Malino, pada pertengahan Desember 2001 yang tidak terlepas dari adanya inisiatif lokal yang tulus dan kuat untuk menghentikan siklus kekerasan di Poso. Sesungguhnya kedua belah pihak telah menyadari bahwa tidak ada pihak yang menang dan kalah dalam konflik ini.

Terwujudnya perjanjian damai Malino ini, lebih kepada kuatnya keinginan kedua belah pihak untuk mengakhiri konflik kekerasan di Poso, pemerintah hanya memfasilitasi perundingan damai tersebut.

Ada beberapa Esiensi penting dari isi deklarasi damai Malino yang menyebutkan, bahwa dua kelompok yang dengan hati lapang serta jiwa terbuka sepakat menghentikan semua bentuk konflik dan perselisihan. Mereka juga wajib mentaati semua bentuk dan upaya penegakan hukum dan mendukung pemberian sanksi hukum kepada siapa saja yang melanggar serta meminta aparat negara bertindak tegas dan adil untuk menjaga keamanan. Guna menjaga agar suasana damai.

Kedua belah bihak telah bersepakat menghilangkan semua fitnah dan ketidak-jujuran terhadap semua pihak dan menegakkan sikap saling menghormati dan memaafkan satu sama lain, demi terciptanya kerukunan hidup bersama. Disepakati juga tentang hak hidup di Poso yang tersirat dari adanya pernyataan bahwa Poso adalah bagian integral dari NKRI, karena itu setiap warganegara memiliki hak untuk hidup, datang dan tinggal secara damai serta menghormati adat-istiadat setempat.

Menikmati hasil perdamaian permanen, Malino.
Perdamaian Malino sudah tujuh tahun berjalan, upaya pemulihan yang dilakukan secara berangsur-angsur para pengungsi telah kembali ke desanya, kehidupan masyarakat setempat sudah kembali normal dan persaudaraan diantara kedua kelompok masyarakat yang sempat bertikai kembali harmonis, pemerintah pusat dan daerah telah membangun kembali sarana dan prasarana publik yang sempat dirusak dan kehidupan perekonomian serta pemerintahan kembali normal.

Sementara pihak keamanan dalam hal ini Polri yang dibantu TNI terus berupaya memulihkan kondisi keamanan dan melakukan penegakan hukum. Usaha-usaha pengembangan perdamaian pada masyarakat dengan sifat dasar yang berbeda. Sedangkan di satu pihak tokoh adat melakukan pendekatan budaya yang cukup efektif serta tepat sasaran.

Masyarakat Poso yang terdiri dari beberapa etnis kini telah bebas beaktivitas tanpa saling curiga satu sama lainnya dan terciptanya hubungan yang baik antar umat yang berbeda agama. Hal ini, terlihat secara nyata pada kehidupan di kepentingan umum, Pasar.
Sementara rumah rumah ibadah seperti Masjid, gereja dan pure digunakan umat pemeluknya seperti halnya kehidupan beragama kota kota lain.
Pada sektor transportasi, terlihatnya jalur trans Sulawesi sudah diramaikannya kendaraan pengangkut hasil industri dan mengangkut hasil pertanian. Transportasi kota, ojek dan angkot saling mengais rejeki secara teratur.

Sementara pada sektor pendidikan, pada pertengahan bulan Juni lalu, anak anak SMP dan SMA telah meluapkan kegembiraannya atas kelulusannya dengan corat coret baju berkonvoi layaknya anak sekolah dikota lainnya. Pada musim liburanpun anak anak sekolah memanfaatkan waktunya di tempat tempat rekreasi seperti di pantai.

Dalam pemahaman hidup perdamaian seperti ini, dapat dimengerti oleh masyarakat Poso dalam pentingnya hidup berdampingan rukun satu sama lainnya. Satu sama lainnya saling pengertian saling asah, asuh dan saling menjaga.

Memewasdai adanya Provokator gaya baru
Kini kisah masa lalunya Poso telah terkubur sangat dalam oleh masyarakat Poso. Sementara Pemerintah daerah bersama sama masyarakat Poso telah berupaya memelihara dan meningkatkan perdamaian yang telah diraihnya selama ini dengan melalui memulihkan roda perekonomian dan memerangi kemiskinan.

Terlebih lagi kini masyarakat Poso lebih peka akibat dari pengalaman masalalunya, sangat hati hati terhadap pihak yang berkepentingan untuk memunculkan konflik di Poso. Dan menyadari betul kalau akar permasalahan konflik Poso hanyalah disulut oleh provokator.

Masyarakat Poso lebih bijak dalam menyikapi kejadian-kejadian, dimana mereka terlihat semakin sadar bahwa semua aksi-aksi provokasi tersebut hanya ditujukan untuk menghancurkan kembali persaudaraan diantara masyarakat Poso. Masyarakat Poso telah menyadari dan lebih diperjelas bahwa sejak awal banyak pihak yang “bermain” dalam konflik Poso, yang tujuannya hanya untuk kepentingan sendiri dan kelompoknya.

Tidak ada komentar: