Minggu, 04 Januari 2009

DESA BUYUNG KATEDO

Buyung Katedo, sebuah perkampungan kecil di sudut Kota Poso, tepatnya, di desa Sepe Kec Lage, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, daerah sangat dikenal bahkan warga barupun kalau ditanya pasti bisa menjawab letaknya hingga seisi-isinya. Hal ini terkenal konon adanya sebuah peristiwa yang mungkin tak bisa dilupakan samapai anak cucunya membuat nama Dusun Buyung Katedo kesohor.

Tapi, tak hanya kesohor, Buyung Katedo juga menghadirkan pertanyaan: bagaimana Buyung Katedo, lalu kemudian menjadi terkenal seperti sekarang ini. Berikut kisahnya.

Sebetulnya, tak terlihat sesuatu yang istimewa dari kawasan Buyung Katedo ini. Pada Minggu (4/1) kami medatangi dusun ini nampak suasana yang lengang dan sepi ketika siang hari terlebih malam hari. Dulu hingga kini, kawasan ini adalah sebuah perkampungan tani yang mengandalkan hasil kebun coklat. Sedang perumahan penduduk sangat sederhana. Hal ini dapat dilihat dari sejumlah rumah penduduk yang layaknya rumah petani yang sederhana.

Letaknya, kawasan ini terletak di pegunungan yang jauh pemungkiman penduduk lainnya. Penduduknya yang kurang dari 150 KK mayoritas memeluk agama Islam. Dusun ini memiliki insfrastruktur satu tempat ibadah agama Islam serta satu Langgar dan satu bangunan sekolahan SD dua ruangan yang baru didirikan setahun yang lalu.

Kondisi kawasan ini berbukit. Banyak pohon coklat yang di tanam mengelilingi perkampungan tersebut. Hampir semua rumah memiliki tanaman pohon buah-buahan seperti durian, jambu dersono.

Menuju Buyung Katedo dari Poso dengan jarak sekitar 15 Km arah timur dengan waktu tempuh 15 menit perjalanan kendaraan roda dua. Masuk dari desa Sepe kemudian menelusuri badan jalan beraspal selebar empat meter dan kanan kiri jalan merupakan perkebunan Coklat.

Tidak ada kegiatan lain yang mencolok dari para penduduk seperti masyarakat dusun yang ada di kota lainnya. Pengajian agamanya disesuaikan dengan kegiatan rutin.

Salah seorang warga Buyung Katedo, Rudy (45) menyatakan, penduduk di Buyung Katedo sangat curiga dengan orang pendatang baru hal ini masih teringat pada masalalunya yang pernah terkoyak. Hal ini terjadi lantaran penduduknya banyak yang korban saat terjadi Konflik.
Dalam pengakuannya Rudy, “Kini masyarakat sedang melupakan masa lalunya dengan beraktivitas sesuai dengan pekerjaannya”.*********


DAMAI KEPADA SEMUA ORANG

Masyarakat Kristiani Kab. Poso saat merayakan puncak acara Natal 2008 Selasa (30/12) yang lalu melakukan kegiatan bersama dengan Agama Islam dan agama Hindu yang dipusatkan di rumah jabatan Bupati Poso, gadung Torulemba. Dalam kegiatan tersebut, dua komunitas saling berkomunikasi yang diwakili tokoh agama, dari kristianai diwakili Ketua umum I GKST, Ishak Pole dan dari Islam diwakili oleh Nasarudin Elmido. Mag.

Acara ini diikuti sekitar ratusan warga dari berbagai komunitas yang ada di Poso. acara yang dimulai pada pukul 20.00 – 24.00 Wita secara bersamaan. Dan sebelumnya, pada pukul 18.00 – 20.00 diperuntukan sembayang Natal bagi umat Kristiani.

Yang menarik perhatian bagi masyarakat, acara ini diselingi sebuah fragment fragment yang bertajuk sebuah perdamaian. Seperti, dari kisah Adam Hawa hingga tentang kehidupan yang dihadapi masyarakat sehari hari.

Bagaimanan kedua tokoh tersebut memandang masalah pentingnya hidup rukun yang penuh kedamaian. Berikut ini kami sajikan komentarnya.

Pada kesempatan pertama, Nasarudin Elmido dari tokoh Islam yang juga Kepala dinas agama Pemda Kab. Poso menyampaikan salam yang ditujukan kepada birokrat, Hamba Tuhan, Pendeta, gembala, para Ustad, para Imam.

Dirinya mengungkapkan, Kehadiran dalam acara Natal ingin membuktikan bahwa kita ingin hidup damai, karena damai adalah ajaran agama, dan dendam bukan suatu ajaran agama. Membangun Poso untuk menjadi yang lebih baik, menjadi Kabupaten terdepan di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah.

Nasurudin dihadapan para hadirin dari umat Kristen, Islam dan Hindu menyampaikan beberapa keinginannya, diantaranya, pertama momentum Natal 2008 bagi umat Kristiani dan momentum tahun baru Hijriah 1430 atau yang sering disebut tahun baru Islam 1 Muharam 1430 H kita jadikan wahana untuk berbagi kasih, berbagi rahman dan berbagi rahim, untuk bagi seluruh masyarakat di Kab. Poso agar tidak ada lagi orang orang lapar. Memang dunia dan jabatan menggiurkan, tidak satupun manusia yang tidak membutuhkan jabatan.

Dia mencontohkan fragment Adam Hawa, dunia diciptakan oleh Tuhan dan manusia tergiur dengan kemewahan dunia salah satunya jabatan, uang. Kalau dirinya tidak mampu mengontrol hawa nafsu keinginan, maka kita akan hanyut dalam kemewahan dunia sehingga melupakan terhadap orang lain yang tidak mempunyai kemampuan.

Dengan demikian, Putra Natal Yesus Kristus dalam teologi Kristen, Isa Almasih Roh Kudus dalam teologi Islam kedua aktor atau hamba Tuhan, kedua anak manusia yang dikirim oleh Tuhan ke bumi Allah ini bukan untuk siapa siapa tetapi untuk seluruh ummat manusia.

Tuhan, tidak pernah membiarkan dunia ini hanyut dalam kezaliman, dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab maka dihadirkanlah Yesus Kristus, dihadirkanlah, dalam aktor Islam, Muhhamad SAW. Kitika bangsa Romawi yang menganut faham hidupnya yang hanya untuk bersenang senang diatas dunia ini.

Selanjutnya, kehadiran Yesus Kristus atau Isa Almasih dan Muhhamad SAW kepentas dunia, keduanya bergandengan tangan, keduanya bersama-sama membawa ajaran Illahi, membawa ajaran Tuhan yang harus wajib diikuti oleh seluruh umat manusia yang merasa beragama. Dalam referensi yang ditemukan, kedua Agama besar di dunia ini Kristen dan Islam atau sering disebut agama langit dan kemudian agama ini diturunkan petunjuk – petunjuk bagi umat Kristiani, Alkitab Injil dan bagi umat Islam, diberi petunjuk dengan kitab Al Quran , demikian Elmido mengkisahkan.**********************


RIBUAN MIRAS DIMUSNAHKAN DI POSO

Ribuan botol minuman keras (Miras) di Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi tengah hari ini Kamis (31/12) dimusnahkan Polres Poso.

Sekitar 1500 botol berbagai jenis merk miras, 16 jerigen miras cap tikus dan beberapa petasan telah dimusnahkan dengan dibakar di mapolres Poso.

Adapun miras yang dimusnahkan, hasil dari selama pelaksanaan operasi cipta kondisi yang dilakukan Polres Poso selama tiga bulan,dari bulan Oktober hingga Desember 2008. Selain miras, ikut dimusnahkan juga beberapa petasan dari berbagai jenis.

Dalam pemusnahannya, telah dihadiri muspida Kab. Poso, tokoh agama, pelajar, unsur medis dan beberapa tokoh masyarakat lainnya.

Sebelum dilaksanakan pemusnahan, dilapangan Mapolres juga dilaksankan apel dalam rangka pengamanan menyambut tahun baru 2009. Dalam apelnya tersebut, personil dibagi tugas penempatan keamanan pada titik titik yang dianggap rawan di wilayah Poso.

Sementara ditempat dan waktu yang berbeda, di Rumah Jabatan (Rumjab) Bupati Poso, pagi tadi telah dilaksanakan pelantikan jabatan struktural Eslon II&III di likungan Pemda Kab. Poso.

Adapun yang dilantik, sejumlah 204 orang yang terdiri 30 orang dilantik sebagai jabatan pada eslon II dan sisanya pada jabatan eslon III. Dengan adanya pelantikan tersebut, terjadi sebagian mutasi jabatan dilingkungan dinas Kab. Poso.

Selain itu, Bagian Infokom Kab. Poso hari ini juga telah beralih nama menjadi Humas Kab. Poso, namun fungsi sama (rstmopm).

PERJALANAN PERDAMAIAN
Perdamaian menjadi salah satu kata kunci penting dalam dinamika masyarakat Internasional maupun nasional. Kata dan konsep perdamaian tidak saja menjadi pembicaraan penting, tetapi menjadi aktivitas penting terutama masyarakat Indonesia, terlebih sejak berbagai peristiwa konflik kekerasan yang melanda di beberapa wilayah di Idonesia.

Sebuah kata dan konsep yang penting dan harus terimplementasikan oleh setiap manusia di belahan dunia.ia.

Membangun perdamaian sejati, pada akhirnya meliputi seluruh aspek dan kehidupan masyarakat, tidak hanya membangun fisik dan terlebih menuntut keterlibatan masyarakat.

Sintuwu Maroso, sebagai konsep penting yang sejak dulu membanngun wilayah daerah Poso ini harus diaktifkan dalam kontect pasca konflik kekerasan di Poso.

Pengujian dan pengaktifan Sintuwu Maroso tidak dapat diwakilkan pada individu-individu yang ditokohkan sebagai representatif golongan atau komunitas dan masyarakat. Sebaliknya, menuntut keterlibatan aktif seluruh individu dalam masyarakat.

Perdamaian yang berasal dari rakyat untuk masyarakat dan teruntuk masyarakat dan harus dimulai dari sekarang, sehingga menjadi suatu roch dalam upaya membangun kembali wilayah pasca konflik Poso.

Tekad dan juang perdamain yang diinginkan dari berbagai kalangan dari Bokrat, NGO, masyarakat sendiri sampai sekarang masih dikumandangkan. Pada kegiatan kegiatan kampanye perdamaian, di pelosok daerah dari tingkat desa hingga Kabupaten tetap dilaksanakan.

Birokrat, dalam hal ini pejabat pemerintah daerah Kab. Poso setiap melakukan kunjungan kerja ke daerah selalu mengampanyekan pentingnya sebuah perdamaian. Masyaraka selalu melakukan diskusi kelompok tentang perdamaian dan mekanisme perdamaian.**********

Tidak ada komentar: